Sesosok gadis cantik ditemukan dalam keadaan tak
beryawa di bawa Jembatan Sungai Liwason,
Desa Teep, Amurang, Minahasa Selatan, Senin
21 Mei 2012 pagi hari sekitar pukul 10.00 WITA . Dalam waktu singkat kabar penemuan
mayat tak beridentitas itu tak hanya menggemparkan Amurang tapi hingga seantero
Sulawesi Utara.
Entah siapa gadis ini, tetapi siapa pun pelakunya oleh warga telah
dicap sadis dan tidak berperikemanusian karena tegah menghilangkan nyawa
manusia bahkan membuangnya begitu saja. Sementara itu jauh dari Minahasa
Selatan, tepatnya di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi, Minahasa Utara,
pasangan Megi Rumambi dan Jeffy Panelewen kebingungan putri kesayangannya Wanda Virtha Panelewen (17) tak kunjung pulang
sejak Minggu 20 Mei 2012 malam.
Dengan rasa khawatir yang mendalam dan panik, Megi mendatangi
Polres Minut untuk melaporkan putrinya itu dibawa kabur oleh temannya lelaki
Nelson Kouru (27) yang tinggal di wiayah Dimembe. Pasalnya setahu mereka, Wanda
siswi kelas tiga SMA Unklab itu belakangan ini sering jalan dengan lelaki yang
kerja di Papua itu. Bahkan ketika dihubungi tante dari Wanda, Nelson mengakui
jalan namun hanya meninggalkan gadis cantik itu di ujung Desa Sawangan.
Di Sentral Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Minut, polisi menyodorkan
surat kabar yang headlinen-nya terpampang seorang gadis tanpa identitas
ditemukan di sungai Desa Teep. Seakan tak percaya, namun penasaran dan khawatir
Megy mencoba meyakinkan diri bahwa itu bukan anaknya. Namun atas saran polisi
Megy diminta ke ruangan jenasah RSUP Kandou untuk memastikan temuan mayat itu.
Bagai disambar geledek, Jeffry saat menatap tubuh tergujur kaku
itu ternyata adalah memang putrinya Wanda. Setelah memastikannya, polisi
bertindak cepat menahan Nelson yang hampir saja kabur. Apalagi di dompet lelaki
itu sudah ada tiket keberangkatan pada Kamis 24 Mei.
Lelaki itu sendiri awalnya bungkam karena masih teguncang dengan
tindakan yang diambilnya berakibat fatal. Namun belakanan beberapa jam kemudian
Nelson akhirnya mengakui perbuatannya. Nelson menjemput
Wanda di rumahnya untuk jalan-jalan, Minggu 20 Mei 2012 malam sekitar pukul
20.00 WITA. Dari rumah lelaki itu membawa siswi SMA itu dengan mobil Xenia
berwarna biru muda bernomor polisi DB 4904 QL menuju Airmadidi. Ketika itu
kedua bermaksud makan di salah satu rumah makan yang ada di Airmadidi, namun
karena tutup, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan melewati Minawerot
kemudian memutar di perempatan Kauditan dan kembali melalui jalan by pas.
Selanjutnya lelaki bertubuh tinggi besar, berkulit putih itu membawa Wanda ke
Desa Tanggari dan berbalik berhenti di perbatasan dengan Desa Sawangan.
Rupanya tersangka selama perjalanan terus merayu
korban untuk melakukan hubungan badan. Tetapi korban bersih kukuh tak mau
melayani rayuan lelaki itu. Di mobil itu Wanda sudah meminta diturunkan namun
tetap tak dikasih olehnya. Saat itu gadis cantik itu berusaha melarikan diri.
Tak mau kesempatan itu hilang begitu saja, Nelson mengejar Wanda dan berhasil
menangkap wanita itu. Dalam kesunyian malam di perkebunan yang jauh dari
pemukiman warga, Wanda tetap pada pendiriannya. Bahkan wanita itu dengan sekuat
tenaga memberi perlawanan mendorong Nelson sampai jatuh hingga kakinya luka.
Nelson tak mau berhenti di situ, kembali bangkit dan berhasi mengejar Wanda.
Kali ini karena gadis itu terus berteriak, Nelson nekat membekap mulutnya
dengan telapak tangan. Wanda memang memberikan perlawanan gigih, ia nekat
menggigit telapak tangan Nelson yang besar itu hingga luka. Nelson kemudian
berusaha membanting Wanda, namun wanita itu tak kalah gigihnya memberikan
perlawanan hingga keduanya jatuh. Lelaki itu cepat bangkit dan mencekik leher
gadis SMA Klabat tersebut untuk selanjutnya melampiaskan nafsunya. Pada
detik-detik menjelang hayatnya, Wanda masih terus memberikan perlawanan dengan
mencakar leher Nelson. Celakanya tindakan Nelson berakibat fatal. Cekikannya
telah menewaskan wanita yang diincarnya itu. Nah, luka-luka yang dialaminya
itulah kemudian menjadi petunjuk bagi polisi.
Sadar kalau wanita itu tak berdaya lagi, Nelson
kemudian menghentikan cengkramannya. Lelaki itu tak yakin kalau nyawa Wanda
telah melayang. “Kita memang mo bagitu pa dia mar nda jadi lantaran so mati.
Kita terpaksa cekik dia lantaran terus bataria,” aku Nelson. Dia mencoba
menggoyang-goyang tubuh wanita itu supaya bangun tetapi tak tetap tak bergerak.
Akhirnya Nelson menuju pancuran kecil untuk membersihkan tubuhnya. Selesai
membersihkan diri, dia kembali ke tempat tubuh Wanda tergeletak dan beberapa
saat menatapnya sambil berpikir untuk membuang mayat wanita itu. Selain itu
lelaki tersebut mencari dompetnya yang jatuh saat berjibaku. Ketika itu dompet
tidak ditemukan, namun dia malah menemukan sepasang sandal berwarna biru milik
wanita itu yang kemudian diletakannya di bawa pohon.
Selanjutnya lelaki bertubuh besar itu mengangkat
mayat gadis cantik tersebut dan diletakan dalam mobil. Mayat Wanda
kemudian dibawa ke Amurang, sekitar pukul 23.00 WITA. Saat menuju
Amurang, Nelson sempat dua kali singgah untuk mengisi bensin. Sampai di jembatan
Sungai Liwason, Desa Teep, Amurang, lelaki itu kemudian membuang mayat Wanda ke
air. Uniknya saat kembali, Nelson sempat mengangkut empat penumpang yang turun
di Manado dan Bandara. Dari Bandara tersangka menuju rumahnya, namun di
Jembatan Desa Mapanget, dirinya membuka dan mebuang handphone milik waanita itu
setelah membalas SMS dari tempat gadis cantik itu.
Dalam hasil otopsi memang tidak ditemukan luka
pada alat vital korban. Menuru dokter forensik wanda memang masih perawan.
Forensik memastikan kalau penyebab kematian Wanda memang akibat cekikan di
lehernya.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar