Selamat bertemu...
Ku cari titik tuk mengakhiri, setiap dapat ku tak bisa berhenti, Ku mau berhenti tapi aku tak bisa temukan titik, Bagaimana mengakhiri ini tanpa titik....
Minggu, 20 November 2011
Waruga Kuburan Purbakala
Sejarah wanua atau Desa Sawangan dan Waruga, Rabu (09/11) lalu dikupas dalam seminar yang dilaksanakan di aula Kantor Bupati Minahasa Utara.
Kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian Festival Waruga 2011 dibuka oleh Ketua Panitia Sekda Drs Johanes Rumambi. Sebagai pembicara di antaranya Drs PP Kepel, Dr Ivan Kaunang dan Indrakusuma Oley SE serta Drs Leo Kalempouw.
Terungkap dalam seminar itu bahwa Waruga merupakan wadah yang digunakan untuk mengubur mayat. Selain itu versi lain menyebutkan Waruga berasal dari kata Waru yang berarti rumah dan Ruga berarti badan. Konon makam dari batu ini merupakan salah satu tradisi warisan zaman megalitikum yang dipertahankan hingga abad 19.
Di Desa Sawangan sendiri terdapat 144 waruga dari keseluruhan di Minahasa bagian utara dan Manado sebanyak 2000 buah.
Sementara itu berawal dari mewabahnya penyakit sampar yang menelan banyak korban jiwa pada 1211, komunitas warga kemudian berpindah menyusuri sungai Tondano dan tiba pada pertemuan dua sungai yaitu Saduan dan sungai Tondano. Kemudian komunitas ini menempati tempat tersebut yang sampai saat ini disebut Sawangan yang mempunyai arti pertemuan dua sungai.(***)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar