Di penghujung malam, pagi menjelang,...siap menjemput fajar menghias cakrawala..
Di atas kumpulan debu ku menatap birunya langit... malam membintang diterangi cahaya sang dewi..
Semilir buai lamunan ku,.. Entah apa yang ku nanti... apakah esok?..
Biarlah langkah hari ini terukur oleh waktu tak terbendung... Bulir embun pasti menjemput ku
Selamat bertemu...
Ku cari titik tuk mengakhiri, setiap dapat ku tak bisa berhenti, Ku mau berhenti tapi aku tak bisa temukan titik, Bagaimana mengakhiri ini tanpa titik....
Minggu, 11 September 2011
Kamis, 08 September 2011
Rabu, 07 September 2011
6 September 2003
6 September 2003, Gereja Santo Yosef pekerja manado saksi sejarah satu perhentian ziarah kami..
Apa yang telah disatukan Allah tak bisa diceraikan oleh manusia.
Kehidupan baru adam dan hawa jaman kini dalam pernikahan kudus.
Sehingga kami tak lagi dua insan tetapi telah diikat menjadi satu kasih beralas iman
Cincin kasih telah menyatu berbuah sang putra
Terus berharap janji Mu pada Abraham, hadirlah sang putri
Kami empat telah menyatu dijiwai keluarga kudus nasaret ...
Penuh berkat dan cinta ...............
Apa yang telah disatukan Allah tak bisa diceraikan oleh manusia.
Kehidupan baru adam dan hawa jaman kini dalam pernikahan kudus.
Sehingga kami tak lagi dua insan tetapi telah diikat menjadi satu kasih beralas iman
Cincin kasih telah menyatu berbuah sang putra
Terus berharap janji Mu pada Abraham, hadirlah sang putri
Kami empat telah menyatu dijiwai keluarga kudus nasaret ...
Penuh berkat dan cinta ...............
Kamis, 01 September 2011
30 Agustus 1974 lalu
Tanpa terasa sudah jauh ku tapaki jalan makin berdebu.
Ku awali langka dengan merangkak penuh tekat.
Menatih gontai dibimbing gengaman penuh kawatir namun ada bangga.
Ku berjalan mengukir ziarah di atas bumi.
Kini ku berlari menggapai impian, lalui badai emosi.
Sesekali ku terantuk berikil, terperosok lubang berlumpur.
Jiwaku makin berkobar berselimut kasih.
Waktu terus berjalan, tanpa terasa sudah 37 tahun ku merealif kisah.
Terias kerut di wajah, memutih rambut.
Ku awali langka dengan merangkak penuh tekat.
Menatih gontai dibimbing gengaman penuh kawatir namun ada bangga.
Ku berjalan mengukir ziarah di atas bumi.
Kini ku berlari menggapai impian, lalui badai emosi.
Sesekali ku terantuk berikil, terperosok lubang berlumpur.
Jiwaku makin berkobar berselimut kasih.
Waktu terus berjalan, tanpa terasa sudah 37 tahun ku merealif kisah.
Terias kerut di wajah, memutih rambut.
Langganan:
Postingan (Atom)